Rabu, 05 November 2014

Runtuhnya kerajaan Sriwijaya



Runtuhnya kerajaan Sriwijaya

Menurut pengetahuan yang kita peroleh hingga saat ini mengatakan bahwa Sriwijaya merupakan kerajaan maritim terbesar yang ada di Indonesia, dengan kekuatan armada dan banyaknya negara bawahan yang ia miliki, Sriwijaya mampu memberikan perlindungan kepada negara-negara lain. Namun mengapa kerajaan tersebut runtuh ? mungkin pertanyaan itu yang sering muncul menjadi persoalan.
            Sejak abad ke-7 M Sriwijaya sering melakukan ekspansi wilayah terhadap beberapa daerah dengan tujuan untuk memakmurkan rakyatnya. Ekspansi ini meliputi Jawa dan Semenanjung Malaya. Pada kala itu kedua wilayah tersebut merupakan jalur pelayaran terbesar sehingga Sriwijaya  mampu mengontrol jalur pelayaran pula.
            Pada masa raja Samartungga, yakni pada tahun 795 hingga 835 ekspansi militer Sriwijaya sudah mulai berkurang. Sebab raja Samartungga lebih banyak menghabiskan sumber daya untuk memperkuat penguasaan kerajaan di jawa. Pada masa kepemimpinan raja Samartungga inilah candi borobudur yang sangat megah itu dibangun dan selesai pada tahun 825 M. Candi borobudu merupakan salah satu peninggalan kerajaan sriwijaya yang masih bisa kita lihat keberadaanya hingga saat ini.
            Sriwijaya memanglah kerajaan yang sangat besar dan kuat, namun tiada gading yang tak retak, sehingga Sriwijaya mengalami keruntuhan. Pada saat itu kerajaan Sriwijaya diserang oleh sebuah kerajaan yang dipimpin oleh raja cholamandala yang pada ahirnya terjadilah suatu pertempuran sengit antara keduanya. Akan tetapi seerangan raja Cholamandala sangatlah kuat sehingga mampu membuat kerajaan Sriwijaya sangat lemah dan mengalami kemunduran. Serangan tersebut juga mengakibatkan kebangkitan kerajaan Melayu-Jambi menjadi lebih kuat.
            Setelah terjadi penyerangan dari raja Cholamandala wilayah kerajaan Sriwijaya direbut oleh kerajaan Melayu-Jambi yanng mengakibatkan semakin kecilnya wilayah kerajaan Sriwijaya. Kerajaan Melayu-Jambi pun berubah menjadi kerajaan yang cukup besar dan menggeserkan roda kekuasaan kerajaan Sriwijaya.
            Kerajaan Sriwijaya mulai runtuh antara tahun 1178 dan 1225 disebabkan penaklukan oleh kerajaan Melayu-Jambi. Namun ada pula yang mengatakan bahwa melemahnya kerajaan Sriwijaya disebabkan oleh munculnya agma Islam (Moh. Dahlan Mansoer, 1979:132)

2 Faktor Penyebab Kemunduran dan Keruntuhan Kerajaan Sriwijaya
Setelah dijelaskan tentang bagaimana runtuhnya kerajaan Sriwijaya, perlu diketahui pula faktor apa saja yang mempengaruhi keruntuhan dan kemunduram kerajaan Sriwijaya. Srwijaya mempunyai beberapa pelabuhan yang banyak dimanfaatkan oleh para pedagang sebagai tempat bersinggah sebelum dan sesudah berlayar ke China dan kawasan lain. Ibukota Sriwijaya pindah dari Palembang ke Jambi terjadi pada abad ke-11 M sampai abad ke-13. Sumber-sumber sejarah menyebutkan bahwa pada abad selanjuntnya yakni pada abad ke-14 M Sriwijaya mulai tidak disebutkan lagi sebagai tempat berrtahannya kebudayaan Hindu . kemunduran Sriwijaya dalam sektor ekonomi dan politik di Asia disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah
Pertama. Pada abad ke-12 ekspansi perdagangan dan perkapalan China bisa melangsungkan perdagangan dan perkapalan ke luar China. Sehingga mereka dengan mudah melakukan perdagangan ke Indonesia tanpa melewati jalur yang ditawarkan oleh Sriwijaya. Dalam hal ini para saudagar China menawarkan margin yang ia bawa dengan harga yang lebih baik daripada harga yang ditawarkan oleh agen Sriwijaya. Hal inilah yang menyebabkan banyak emporium di selat yang memutuskan hubungan politiknya dengan Sriwijaya.
Kedua, para penguasa Sriwijaya tidak begitu mampu menyesuaikan diri dengan perubahan pasar-pasar baru dan tidak lagi mampu menemukan solusi dalam menghadapi perubahan dunia maritim dan politik yang ada pada saat itu.
Ketiga, meluasnya pengaruh perniagaan bangsa-bangsa Arab di pantai timur Afrika. Para pelaut dan pedagang Arab sangat unggul dalam perdagangan Asia mereka juga termasuk pedagang kaya yang memiliki simpanan barang-barang berharga yang bermacam-macam.
Keempat, terjadi perubahan dalam kerjaan Sriwijaya antara tahun 1178 dan 1183 yakni kekuasan Sriwijaya dan negeri-negeri dibawahnya diambil alih oleh seorang raja melayu.
Selain empat faktor yang telah disebutkan diatas adapula penyebab yang lainnya, yakni tidak adanya raja yang cakap daalm memerintah setelah wafatnya raja Balputradewa.
          Banyaknya daerah yang melepaskan diri dari Sriwijaya merupakan salah satu penyebab kemundurannya.


Kesimpulan

Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan maritim yang  sangat berpengaruh pada masanya hal ini sangat jelas berdasarkan bukti-bukti prasasti yang menerangkan betapa luasnya kerajaan Sriwijaya, perekomian  kerajaan Sriwijaya tergolong pesat perkembangannya  Sriwijaya menjalin hubungan dagang bukan hanya dengan bangsa India dan Tiongkok bahkan dengan bangsa Arab.
Derah kekuasaan sriwijaya meliputi Kamboja, Thailan selatan, semenanjung Malaya, sumatera, Jawa dan pesisir Kalimantan, namun dengan seiring berjalannya waktu terjadi penyerangan oleh raja Cholamandala dan sempat terjadi pertempuran sengit yang akhirnya di menangkan oleh raja Chomandala, akibat dari serangan tadi Sriwijaya mulai melemah kesempatan ini tidak di sia-siakan oleh kerajaan Melayu-Jambi untuk merebut kembali daerah kekuasaannya sehingga daerah kekuasaan Sriwijaya semakin menyempit hingga akhirnya kerajaan Sriwijaya runtuh  antara tahun 1178 dan 1225. Kemungkinan besar juga terdapat pengaruh dari kerajaan Majapahit yang pada waktu itu mulai besar.

Daftar Rujukan
 
Mansoer, Mohd Dahlan, Pengantar Sejarah Nusantara Awal. Kuala Lumpur: 1979
Hamid, Abd Rahman. 2013. Sejarah Maritim Indonesia. Yogyakarta : Ombak
Wolters, O. W. 1967. Kemaharajaan Maritim Sriwijaya dan Perniagaan Dunia. Terjemahan Edy Sembodo. 2011. Depok : Komunitas Bambu



         











 

1 komentar:

  1. semoga bermanfaat ya ........
    tetap tancapkan niat yang baik dalam hati
    ma'an najah

    BalasHapus