Kamis, 12 Mei 2016

PENGARUH HUBUNGAN BILATERAL TERHADAP PERKEMBANGAN EKONOMI MALAYSIA PASCA KEMERDEKAAN TAHUN 1957

PENGARUH HUBUNGAN BILATERAL  TERHADAP PERKEMBANGAN EKONOMI MALAYSIA PASCA KEMERDEKAAN TAHUN 1957
Binti Khoiru Nikmah, Dewi Faizah, Rizqi Dian Saputra
Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang
Abstract
Malaysia became a liberated Nation in the 1957, makes them a new free Nation in Southeast Asia region. Soon after its proclamation, the newborn country Malaysia puts a deep interest in the economic development. Malaysia, which is already a rich-in-natural capital constantly increase their economic level to run against other Southeast Asian country and one of their effort was to lent itself to many foreign capitalists to invest or commit a bilateral agreement. Some of them was Japan and Vietnam. The relation between Japan and Malaysia budging in manufacture industries while the relation with Vietnam are most likely in tourism sector.

Key words: Malaysia, Economic Development, Bilateral.

Malaysia merupakan salah satu negara di Asia Tenggara yang bisa dikatakan masih cukup baru. Malaysia merdeka dari penjajahan Inggris beberapa tahun setelah kemerdekaan Indonesia yaitu pada tahun 1957. Penduduk Malaysia masih serumpun dengan Indonesia dan Filiphina yaitu Melayu. Dalam Ricklefs          (2012 :212)  dijelaskan bahwa Malaysia dibagi menjadi dua bagian yang dipisahkan oleh Laut Cina Selatan kurang lebih 640 km. Malaysia Barat  meliputi bagian selatan Semenanjung Malaya sedangkan bagaian Timur Malaysia lebih besar yaitu terdiri dari dua negara bagian Sabah dan Sarawak di seperempat bagian utara pulau besar Kalimantan.
Setelah kemerdekaan tahun 1957 pastinya telah terjadi banyak perubahan dalam berbagai bidang kehidupan negara Malaysia. Salah satu perubahan itu dapat dilihat dari segi ekonomi, dikarenakan perubahan ekonomi yang baik terkadang juga mempengaruhi bidang-bidang lainnya. Dalam Perpustakaan Nasional ( 1989 :208) dijelaskan bahwa sekitar 40% dari penduduk Malaysia bermata pencaharian sebagai petani. Tanaman terpenting dalam lahan pertanian adalah padi, kelapa, dan sayuran. Selain itu negara  Malaysia juga merupakan penghasil timah terbesar di dunia. Tidak hanya sebagai penghasil timah ternyata Malaysia juga memiliki karet serta minyak bumi. Sekitar tahun 1970 produksi minyak bumi di Malaysia meningkat secara drastis. Produksi minyak tersebut menghasilkan seperempat devisa Malaysia menejelang tahun 1980an.
Penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa Malaysia pasca kemerdekaannya sudah mampu membangun perekonomian dengan baik. Malaysia juga sudah melakukan hubungan dengan negara lain. Hal tersebut dibuktikan dengan meningkatnya devisa negara dari minyak bumi. Dalam Perpustakaan Nasional (1989: 213) dijelaskan bahwasanya Malaysia mampu menjadi salah satu bangsa yang paling memeberi harapan baik di Asia Tenggara. Standar hidup negara Malaysia adalah menempati urutan keempat tertinggi di Asia.  Malaysia juga merupakan negara penganjur utama bagi kerja sama regional dan anggota pendiri ASEAN, yang berupaya memajukan kerja sama anatara negara-negara dalam wilayan tersebut. Berdasarkan uraian tersebut maka artikel ini akan membahas mengenai Pengaruh Hubungan Bilateral  Terhadap Perkembangan Ekonomi Malaysia Pasca Kemerdekaan Tahun 1957 guna mengetahui seberapa besar pengeruh negara lain terhadap perkembangan ekonomi Malaysia setelah kemerdekannya.
Sejarah dan Keadaan Ekonomi Awal Negara Malaysia
Pada  abad 18 Inggis mulai menguasai lepas pantai pulau Penang. Dalam Perpustakaan Nasional (1989: 213) dijelaskan bahwa pengaruh Inggris di wilayah Penang penyebaran sangat cepat dan luas sekitar abad 19 sehingga dengan waktu yang tidak lama semua negara Melayu jatuh ke bawah pengawasan Inggris. Pada awal tahun 1900 Inggris membuat kubu pertahanan yang kuat di Sarawak dan Kalimantan Utara (Sabah). Pada masa pemerintahannya Inggris mendirikan pabrik karet, memperluas pertambangan serta melakukan pembangunan jalan kereta api.
Tahun 1941-1942 Jepang menyerbu Asia Tenggara beserta wilayah kekuasaan Inggris. Akan tetapi pada tahun 1945 Inggris dapat merebut kembali wilayah kekuasannya dari Jepang. Setelah tiga tahun Inggris berhasil menyusun kesembilan negara Melayu menjadi Persekutuan Tanah Melayu dan mendapat kemrdekaan tahun 1957. Malaka dan Penang termasuk dari negara Persekutian Tanah Melayu. Kemudian pada tahun 1961 Perdana Menteri Malaysia menyerankan agar Singapura, Sabah, Sarawak, dan Brunei dimasukkan ke dalam Persekutuan Tanah Melayu. Setelah melakukan perundingan selama 2 tahun akhirnya terbentuk Federasi Malaysia tepatnya tanggal 16 September 1963.  Brunei serta negara protektorat Inggris di Kalimantan Utara tidak bergabung dalam Federasi tersebut dan tahun 1965 Singapura keluar dari Federasi.
Menurut Seiichi dalam Yuniarti (2008: 1) pada dekade pertama setelah memperoleh kemerdekaannya tahun 1957, ekonomi Malaysia menghadapi banyak masalah dengan kenyataan negara agraris dan secara etnis dan status sosial terfragmentasi. Sampai akhir tahun 1967, perekonomian didasarkan hampir seluruhnya pada produksi komoditi primer, terutama karet dan timah, dan tergantung sepenuhnya pada pasar Inggris. Akan tetapi dalam tiga dekade berikutnya, Malaysia berhasil bertransformasi menjadi ekonomi industri berorientasi ekspor yang berkembang cepat, dengan kebijakan ekonomi dan manajemen industri yang tepat sebagai jalan setapak menuju pembangunan yang cepat. Pasca Kemerdekaannya Malaysia sangat mengutamakan perkembangan ekonominya. Dalam Angkita (2012) dijelaskan bahwa Malaysia berusaha membuka lapangan industri dan perdagangan agar menarik investor asing menanamkan modal dan menjalin kerjasama dengan negara tersebut.
Hal tersebut terbukti seperti yang dijelaskan dalam  Yuniarti (2008: 2) bahwa sekitar tahun 1980 telah terjadi  ledakan investasi di akhir tahun  yang mengubah perekonomian dan memicu pertumbuhan Gross Domestic Product (GDP), dan sekitar tahun 2000-an akhir, Malaysia menjadi salah satu produsen dan ekportir besar peralatan elektronik, minyak dan gas alam cair, kayu dan produk kayu, minyak kelapa, karet, tekstil dan produk-produk kimia. Dari uraian tersebut dapat diketahui bahwa perkembangan ekonomi Malaysia tidak lepas dari peranan negara lain.
Hubungan Bilateral Malaysia dengan Vietnam
Salah satu syarat terbentuknya suatu negara adalah dengan adanya pengakuan dari negara lain, sebagaimana Indonesia yang berbentuk pemerintahan republik ini sebelum di ikrarkan menjadi negara dahulu juga perlu mendapat pengakuan dari negara lain. Malaysia yang merupakan salah satu negara yang berbatasan langsung dengan Indonesia pasti mempunyai sejarah dalam negaranya yang mungkin tidaklah berbeda jauh dengan sejarah negara kebanyakan. Malaysia merdeka pada 31 Agustus 1957 dengan bentuk pemerintahannya yang monarki konstitusional bebereapa tahun kemudian ia mulai banyak melakukan tindakan-tindakan demi kepentingan negaranya, yang salah satunya adalah dengan melakukan hubungan bilateral dengan negara-negara termasuk Indonesia, Vietnam serta negara negara lainnya. Penjelasan lebih lanjutnya adalah mengenai hubungan bilateral yang dilakukan antara Malaysia dengan Vietnam.
        Malaysia yang faktanya sering terjadi konflik dengan Indonesia baik dalam bidang budaya, kelautan dan sebagainya ternyata mampu menjalin hubungan bilateral yang baik dengan negara lain di Asia Tenggara yakni Vietnam. Malaysia dan Vietnam ternyata telah lama menjalin hubungan diplomatik bilateral teritung sejak 30 Maret 1973 Hubungan kedua negara ini bisa berjalan harmonis dan komprehensif sebab para pemimpin senior dari kedua pihak negara saling melakukan kunjungan-kunjungan kepada negara tersebut. Kunjungan pada ahir tahun 2013 dilakukan oleh Raja Malaysia Abdul Halim Mu’adzam Shah di Vietnam. Tahun 2013 adalah tahun yang sungguh-sungguh signifikan bagi kedua negara Vietnam-Malaysia untuk memperingati ultah ke-40 penggalangan hubungan diplomatik (Cuong Trung: 2013).Kedua negara tersebut sudah 43 tahun memupuk kerjasama yang boleh dikatakan menemui loncatan yang berarti, sebab kerjasama yang dilakukan hampir dalam semua bidang seperti diplomasi, militer, perdagangan, investasi, ketenaga-kerjaan dan lain lain.        
        Malaysia-Vietnam juga menjalin hubungan dalam bidang keamanan-pertahanan ditandai dengan penandatanganan pemufakatan kerjasama kerjasama pertahanan yang selama ini telah berjalan secara kondusif. Tidak hanya sekedar hitam di atas putih, praktik yang dilakukannya adalah dengan adanya pertukaran delegasi-delegasi militer tingkat tinggi serta siswa militer.
Tidak berhenti pada bidang keamanan-pertahanan kedua negara ini juga melakukan kerjasama dalam bidang kepariwisataan. Mengingat kedua negara ini sama-sama berpotensial dalam hal pariwisata sehingga sering di adakan promosi dan sosialisasi antar negara yang keduanya sama-sama diterima dengan baik. Hal tersebut semakin memupuk rasa pengertian dan kepercayaan antar kedua negara Malaysia dan Vietnam. Wisatawan dari Vietnam ke Malaysia pada tahun 2012 saja sudah mencapai dua ratus ribu orang yang pastinya ini akan terus bertambah setiap tahunnya.
Dalam rangka keberlangsungan kehidupan suatu negara yang di dalamnya terdapat ribuan juta jiwa manusia pasti tak akan pernah lepas dari kebutuhan ekonomi. Tidak cukup negaranya aman dan kepariwisataan yang ramah akan pengunjung mampu mensejahterakan rakyatnya, namun yang pokok adalah kebutuhan akan perekonomiannya. Malaysia dan Vietnam juga melakukan hubungan bilateral dalam bidang perdagangan, di mana kedua negara tersebut saling memberikan untung.
Mitra dagang merupakan salah satu jalan bagi kedua negara ini untuk melangsungkan hubungan bilateral dalam bidang perdagangannya sehingga mampu menghasilkan kepuasan dari masing-masing negara. Dalam praktiknya Vietnam menjadi mitra dagang nomor lima bagi Malaysia sedangkan Malaysia menjadi mitra dagang nomor tiga bagi Vietnam. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa Malaysia masih perlu atas hubungan bilateral ini, sebab kebanyakan barang yang dikonsumsi adalah berasal dari Vietnam. Kaitannya dengan mitra dagang, adapun barang yang di ekspor dari Vietnam ke Malaysia antara lain adalah berupa minyak kasar, komputer, produk elektronik, onderdil dan lainnya. Dari  awal tahun ini sampai dengan Juli 2013, nilai ekspor  barang dagangan Vietnam ke Malaysia mencapai kira-kira USD 2,87 miliar, meningkat 21,6%  terbanding  dengan masa yang sama tahun lalu (Cuong Trung. 2013). Sedangkan barang ekspor Malaysia untuk Vietnam hampir sama meliputi minyak, produk elektronik, onderdil serta lainnya.
Sama halnya dengan Indonesia, dalam bidang pertanian masih banyak sebagian dari mereka yang bertani di sawah maupun berkegiatan di kebun, sehingga untuk kebutuhan pangan sendiri mereka masih mengutamakan hasil dari dalam sendiri. Namun tidak berarti Malaysia tidak menerima bahan pangan dari negara luar, hanya saja Mereka masih merasa cukup dengan apa yang dihasilkannya.

Hubungan Bilateral antara Malaysia dengan Jepang Pasca tahun 1957
Jepang adalah negara maju di Asia. Perekonomiannya di dukung dalam bidang industri. Sudah banyak sekali negara yang menjalin hubungan bilateral dengan Jepang salah satunya adalah Malaysia. Perindustrian Jepang antara lain adalah industri elektronik, kendaraan bermotor, kapal, kimia, farmasi, tekstil, dan makanan. Hubungan Jepang dengan Malaysia di bidang ekonomi juga mengutamakan industri. Dalam Iqbal (2014: 169) dijelaskan bahwa investasi Jepang di Malaysia telah meningkat secara drastis sejak  adanya liberalisasi peraturan investasi asing Jepang pada tahun 1969. Sebelum tahun 1960 terdapat 15 buah perusahaan Jepang di Malaysia. Menjelang tahun 1980-an, jumlah itu telah meningkat menjadi hampir 300 buah perusahaan dan jumlah investasi Jepang di Malaysia berjumlah hampir 1 miliar ringgit. Jepang juga telah berhasil menggantikan posisi Amerika Serikat yang merupakan investor terbesar di Malaysia. Hal tersebut menunjukkan peranan Jepang yang sangat besar dalam memajukan ekonomi Malaysia.
Menurut Iqbal (2014: 170) mengatakan bahwa faktor utama alasan investasi Jepang di negara-negara berkembang adalah keuntungan perbandingan. Sektor industri Jepang setelah Perang Dunia Kedua adalah berintensifkan buruh. Apabila pembangunan Jepang semakin pesat, biaya tenaga kerja dan bahan-bahan juga meningkat, dan ini menyebabkan perusahaan-perusahaan Jepang mulai memindahkan operasi mereka ke negara-negara berkembang yang memiliki pasokan tenaga kerja yang lebih banyak dan murah. Selain itu dapat diketahui bahwa pada dasarnya Jepang sangat minim sumber daya alamnya. Invetasi pertama Jepang di Federasi Malaya adalah pada tahun 1957 dalam usaha pabrik tekstil yang melibatkan perusahaan Malayan Weaving Mills (MWM). Pada tahun 1958, pabrik pengalengan ikan Tuna dan sosis juga dibuka oleh Kaigai Gyogyo Corporation di Penang.
 Menjelang tahun 1961, Jepang  melakukan investasi dalam pembuatan pasta gigi, potongan asbes, barang laut, asam gultamik dan potongan besi. Investasi Jepang yang berorientasi ekspor mulai masuk ke Malaysia pada pertengahan tahun 1960, yang berfokus terhadap pembangunan dan perbaikan kapal, pembuatan jam, mesin listrik, dan bagian atau komponen listrik. Penggerak proyek investasi ini adalah para konglongmerat Jepang. Sistemnya seperti penanaman saham. Setiap perusahaan memiliki perbedaan besar saham sehingga memberikan keuntungan yang berbeda pula yang tentunya itu tidak sedikit.
Investasi Jepang mulai meningkat pada akhir tahun 1960-an. Dalam Iqbal (2014: 174-175) kira-kira delapan investasi Jepang masuk dalam perusahaan pada tahun 1962, termasuk Malayawata Steelmill, tetapi dari akhir tahun 1960-an, perusahaan patungan Jepang meningkat pesat. Pada tahun 1965, terdapat 22 perusahaan patungan dimana antaranya 13 sektor industri dan selebihnya di sektor pertambangan, pada tahun 1969 terdapat 46 perusahaan patungan dan meningkat menjadi 189 patungan menjelang 31 Maret 1970. Kebanyakan perusahaan Jepang adalah dalam sektor manufaktur. Perusahaan-perusahaan Jepang ini terlibat dalam sektor minyak bumi dan kimia, baja, logam, produk kayu, makanan, tekstil, listrik dan elektronik, dan industri mesin transportasi. Fokus investasi Jepang terarah kepada pengolahan sumber daya alam untuk memasok input untuk industri Jepang.
 Menurut Lubis (2003) Tahun 1976-1980 telah terjadi peningkatan dalam hal hubungan perdagangan dengan Jepang. Akan tetapi pada tahun 1981-1983 Malaysia mengalami penurunan perdagangan dengan Jepang. Hal tersebut disebabkan dua alasan yaitu, yang pertama disebabkan oleh menurunnya harga komoditi secara drastis sehingga menyebabkan penurunan ekspor Malaysia ke Jepang dan Malaysia meningkatkan kebutuhan impor dari Jepang, terutama produk-produk kimia dan industri berat. Kemudian tahun 1997 terjadi krisis di Asia yang menyebabkan banyak para investor Jepang yang menarik investasinya dari negara-negara Asia termasuk Malaysia. Akan tetapi Malaysia dapat segera menangani permasalahan tersebut dan bangkit, sehingga menyebabkan terjalinnya hubungan dengan Jepang lagi. Jepang memulai investasi di Malaysia kembali. Pada tahun 2000 hingga 2003 nampak investasi Jepang berangsur-angsur meningkat.
 Kerjasama antara Jepang dengan Malaysia ternyata juga masih berlanjut hingga kini. Dalam Abdullah (2016) dinyatakan bahwa ekonomi Islam adalah kunci kerjasama antara Jepang dengan Malaysia. “Kombinasi antara perekonomian Jepang dan Islam nampaknya sangat aneh untuk beberapa orang tapi bagi bangsa Jepang itu sangat alami. Untuk terlibat dalam ekonomi Islam merupakan suatu hal yang baru,” kata Hirosyi Naka saat peluncuran produk syariah baru oleh Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ (M) Bhd (BTMU) di Kuala  Lumpur.
Kesimpulan
Malaysia merdeka pada tahun 1957, akan tetapi sudah mampu membangun perekonomiannya. Penduduk Malaysia masih serumpun dengan Indonesia yaitu Melayu. Indonesia dengan Malaysia adalah negara tetangga, meskipun Indonesia lebih dahulu merdeka tapi ternyata dalam hal ekonomi Malaysi tidak kalah cepat berkembang.
Adapun cara Malaysia mempercepat perkembangan ekonominya adalah dengan malakukan hubungan bilateral dengan negara-negara lain sperti Vietnam dan Jepang. Penanaman modal asig adalah cara yang cukup tepat untuk membentu perkembangan ekonomi Malaysia. Sektor industri bagi Jepang dan kepariwisataan bagi Vitenam adalah pilhan tepat. Bahkan hingga saat ini kerjasama antara ketiga negara tersebut masih berlanjut mengingat adanya keuntungan yang menjanjikan.
Daftar Rujukan
ASEAN.  Selayang Pandang Edisi ke-19, tahun 2010. (Online), (http://www.kemlu.go.id/Documents/ASP%202010.pdf ), diakses 06 Maret 2016.
Cuong. Trung. 2013. Kerjasama Vietnam-Malaysia berkembang secara komprehensif di semua bidang. (Online), (http://vovworld.vn/id-ID/Rumah-ASEAN/Kerjasama-VietnamMalaysia-berkembang-secara-komprehensif-di-semua-bidang/183365.vov), diakses 06 Maret 2016
Iqbal, Uqbah, dkk. 2014. Landskap ekonomi Malaysia sebelum Dasar Ekonomi Baru: Peranan pelaburan Jepun. (Online), (http://www.ukm.my/geografia/images/upload/15a.geografia-apr2014-uqbah%20etal-edam.pdf), diakses 6 Maret 2016.
Lubis, Arlina N. 2003. Dampak Foreign Direct Investment Jepang di Malaysia. (Online), (http://library.usu.ac.id/download/fe/manajemenarlina%20lbs.pdf), diakses 21 Maret 2016.
M. G. Ricklefts. 2013. Sejarah Asia Tenggara dari Masa Prasejarah sampai Kontemporer. Depok: Komunitas Bambu.
M. Angkita, Richa. 2012. Pembangunan Ekonomi Politik Malaysia. (Online),(Pembangunan%20ekonomi%20politik%20malaysia. Html), diakses 6 Maret 2016.
Perpustakaan Nasional. 1989. Negara dan Bangsa. Jakarta: PT. Widyadara.
Yuniarti. 2008. Peran Negara dalam Pembangunan Industri di Malaysia. (Online), (http://portal.fisip-unmul.ac.id/site/wp-), diakses 6 Maret 2016.



1 komentar:

  1. Winning303 Arena Sabung Ayam Terpopuler yang menghadirkan Ayam Ras Juara dan Ras-ras Terkuat..Pertarungan yang sangat seru bakal di hadirkan disini...

    Dapatkan Bonus menarik dalam pertandingan Sabung ayam hanya di Winning303

    Winning303 juga menyediakan permainan lain
    1. Sportbooks
    2. Live Casino
    3. Slot Online
    4. Lottery/Togel
    5. Poker Online

    Yang pastinya tidak kalah seru dengan permainan lainnya...
    cukup 1 User ID untuk semua permainan..Gak Pake Ribet...

    Ayo Langsung bergabung dengan kami...
    Customer Service 24 Jam
    Hubungi Kami di :
    WA: +6287785425244

    BalasHapus